Pengembangan Dan Pemanfaatan Bahan Ajar Model Maket


A.    Pengertian Model (Maket)
Dalam Kamus Basar Bahasa Indonesia (2010) disebutkan bahwa model adalah barang tiruan yang kecil dengan bentuk (rupa) persis seperti yang ditiru. Sedangkan maket adalah bentuk tiruan (gedung, kapal, pesawat terbang, dan sebagainya) dalam bentuk tiga dimensi dan skala kecil yang biasanya dibuat dari kayu, kertas, tanah liat, dan lain sebagainya. Dari arti secara bahasa tersebut dapat kita mengerti bahwa kedua istilah itu (model dan maket) memiliki arti yang hampir sama atau bahkan bisa  disebut sama.
Sementara itu,Sudjana dan Rivai (2005), mengungkapkan bahwa model adalah tiruan tiga dimensi dari beberapa benda nyata yang terlalu besar, terlalu jauh, terlalu kecil, terlalu mahal, terlalu jarang, atau terlalu sulit dibawa ke kelas dan dipelajari oleh peserta didik dalam bentuk aslinya. Dari pandangan tersebut dapat kita pahami bahwa model (maket) sebagai bahan ajar tiga dimensi adalah tiruan benda nyata untuk menjembatani berbagai kesulitan yang bisa ditemui, apabila menghadirkan objek atau benda tersebut langung ke dalam kelas. Dengan demikian nuansa asli dari benda tersebut masih bisa dirasakan oleh peserta didik, tanpa mengurangi struktur aslinya, sehingga pembelajaran mejadi lebih bermakna.

B.     Jenis-Jenis Model (Maket)
Bahan ajar model (maket) dapat dikelompokan ke dalam enam karegori, yaitu :
1.    Model Padat (Solid Model)
Model padat merupakan jenis model yang memperlihatkan bagian permukaan luar dari objek (benda). Selain itu dalam model ini, bagian-bagian yang membingungkan ide utama dari bentuk,warna dan susunannya sering kali dibuang. Contohnya, miniature binatang dengan lilin, boneka dengan baju adat, miniatur rumah adat, miniatur pesawat, dan sebagainya.



2.    Model Penampang (Cutaway Model)
Model penampang adalah jenis model yang memperlihatkan bagaimana suatu objek itu terlihat  jika bagian permukaannya diangkat untuk mengetahui susunan bagian dalamnya. Contohnya sseperti model bola mata yang dibesarkan, model jantung, model lapisan bumi, mesin-mesin, anatomi tubuh manusia dan hewan, ragam transportasi, dan kehidupan tumbu-tumbuhan.[1]
3.    Model Susan (Built-Up Model)
Model susan adalah jenis model yang terdiri atas beberapa bagian objek (benda) yang lengkap atau sedikitnya suatu bangunan pokok dari objek tersebut. Contohnya, model torso untuk memahami anatomi tubuh manusia, seperti mata, telinga, jantung, tenggorokan, otak, dan sebagainya.
4.    Model Kerja (Working Sheet)
Model kerja adalah jenis model yang serupa tiruan dari suatu objek (benda) yang memperlihatkan bagian luar dari objek asli (sebenarnya), dan mempunyai beberapa bagian dari benda yang sesungguhnya. Contoh model kerja yaitu mobil-mobilan, kereta api yang di putar, kereta listrik, alat perlengkapan untuk membuat jalan dan lain-lain. Adapun contoh model kerja ini, jika dikelompokkan sebagai berikut:
a.    Penemuan-penemuan misalnya, telegraf, telepon, kapal angin dan sebagainya.
b.    Alat-alat matematika mislanya mistar sorong, busur derajat, dan sebagainya.
c.    Alat angkutan dan mesin-mesin misalnya kapal layar, pesawat udara dan mesin penggaruk tanah.
d.   Peralatan musik mislanya, suling, gitar  drum dan sebagainya.
e.    Alat-alat mikrokopis misalnya mikroskop persikop dan sebagainya.
f.     Bagian mekanik gedung dan bangunan misalnya jembatan gantung, tiang-tiang bendera, pintu air bangunan, dan sebagainya
5.    Mock-ups
Mock-up adalah Jenis model yang serupa suatu penyederhanaan susunan bagian pokok dari suatu proses atau sistem yang lebih rumit.  Susunan nyata dari bagian-bagian utama itu diubah, sehingga aspek-aspek utama dari suatu proses mudah dipahami oleh pesert didik. Contohnya Mock-up untuk menjelaskan tentang kontruksi radio serta cara kerja dan lain sebagainya. Adapun contoh model mock-up jika dikelompokkan sebagai berikut:
a.    Prinsip-prinsip, misalnya tenaga pemecahan nuklir penggunaan susunan penangkap tikus tenaga dorg jer, penggunaan sebuah balon udara dan sebagainya.
b.    Sistem-sistem, semisal sistem bahan bakar untuk mesin gas, sistem telepon, jaringan listrik untuk bangunan atau rumah, sistem pemasangan pipa-pipa air dan sebagainya.
6.    Diorama
Diorama adalah jenis model berupa sebua hpemandangan 3 dimensi mini yang bertujuan untuk menggambarkan pemandangan sesungguhnya. Pada umumnya, diorama terdiri atas bentuk-bentuk sosok atau objek-objek yang ditempatkan di pentas yang berlatar belakang lukisan, yang disesuaikan dengan penyajian. Contoh diorama peristiwa sejarah.[2]

C.    Fungsi, Tujuan, Dan Kegunaan Model (Maket)
Model atau maket sebagai bahan ajar jika disiapkan dan dibuat secara baik, maka akan memberikan manfaat yang luar biasa bagi proses pembelajaran. Oleh karena itu, model yang digunakan dalam proses pembelajaran hendaknya dibuat oleh pendidik atau para peserta didik. Sebab, model atau maket dapat memberikan makna yang hampir sama dengan benda aslinya. Weidermann mengungkapkan bahwa dengan melihat dan berinteraksi dengan benda aslinya, yang berarti dapat dipegang, maka peserta didik akan lebih mudah mempelajarinya.
Hal ini sebenarnya juga tidak terlepas dari manfaat besar yang bisa ditimbulkan oleh bahan ajar ini bagi proses pembelajaran, yaitu menciptakan pembelajaran yang bermakna dan mengesankan. Sebagai contoh, penggunaan model penampang struktur kulit bumi di SD/MI. Dengan model itu, peserta didik dapat melihat secara langsung bagian-bagian struktur kulit bumi. Pada umumnya, model semacam ini dibuat dalam bentuk miniaturnya, artinya benda yang dilihat memiliki ukuran yang jauh lebih kecil dari benda aslinya. Hal ini mengingat bumi memiliki ukuran yang teramat besar dan mustahil dihadirkan di kelas. Nah, jika peserta didik dapat mengamati struktur bumi pada model yang menyerupai aslinya (meskipun dalam bentuk yang mini), maka hal itu akan mempermudah peserta didik untuk memahami dan menangkap informasi yang terkandung dalam pelajaran itu.

1.      Fungsi Model (Maket)
Fungsi model dalam kegiatan pembelajaran antara lain menjadi tiruan objek atau benda aslinya dalam bentuk tiga dimensi, serta menjembatani kesulitan-kesulitan yang mungkin timbul jika objek atau benda asli didatangkan ke kelas untuk diobservasi atau dipelajari oleh peserta didik.
2.      Tujuan Model (Maket)
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, dapat kita pahami bahwa penggunaan model sebagai bahan ajar memiliki beberapa tujuan, di antaranya sebagai berikut:
a.    Menyederhanakan objek atau benda yang terlalu sulit, terlalu besar, terlalu jarang, terlalu jauh, terlalu kecil, atau terlalu mahal jika dihadirkan di kelas secara langsung dalam bentuk aslinya. Contohnya, bumi, planet, tengkorak manusia, dan lain sebagainya.
b.    Memberikan pengalaman nyata kepada peserta didik terhadap suatu objek atau benda, meskipun hanya dalam bentuk tiruannya.
c.    Memudahkan penjelasan tentang suatu objek atau benda dengan menunjukkan tiruan benda aslinya.
3.      Kegunaan Model (Maket)
Secara umum, kegunaan model dalam kegiatan pembelajaran dibedakan menjadi dua, yaitu kegunaan bagi peserta didik dan kegunaan bagi pendidik.
a.    Kegunaan bagi Peserta Didik Bagi Peserta Didik
Dengan adanya model atau maket, maka mereka dapat belajar dengan lebih mudah. Mereka dapat mengamati objek atau benda secara langsung. Penjelasan-penjelasan secara verbal yang disampaikan oleh pendidik pun dapat dicerna secara langsung oleh mereka dengan membandingkannya dengan model yang mereka amati atau buat sendiri. Hal-hal yang bersifat abstrak menjadi konkret ketika model ada di depan mereka. Selain itu, mereka juga mendapatkan pengalaman yang sangat berharga dari kegiatan yang mereka lakukan, sehingga mereka memperoleh banyak hal yang mengesankan. Padahal, seperti kita ketahui, jika suatu kegiatan pembelajaran mampu memberi kesan mendalam bagi peserta didiknya, berarti pembelajaran itu bermakna bagi mereka. Jika proses pembelajaran tersebut bermakna, maka kegiatan pembelajaran itu telah berjalan secara efektif. Sementara itu, menurut jenisnya, kegunaan model bagi peserta didik adalah sebagai berikut:
1.      Model padat (Solid Model), kegunaannya adalah:
a)    Dapat mengembangkan konsep realisme peserta didik.
b)   Dapat menjadi tantangan bagi peserta didik untuk memcahkan masalahmasalah pengajaran dalam berbagai bidang studi yang dipelajarinya.
c)    Hasil belajar akan lebih mendalam dan lebih mantap.
2.      Model kerja penampang (Cutaway Model), kegunaannya adalah:
a)    Dapat menggantikan objek atau benda sesungguhnya.
b)   Dapat memperjelas objek atau benda yang sebenarnya karena dapat diperbesar atau diperkecil.
3.      Model kerja (Working Model), kegunaannya adalah:
a)    Dapat mendorong keingintahuan peserta didik.
b)   Dapat meningkatkan ketertarikan peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran.
4.      Mock-up, kegunaannya adalah:
a)     Membantu peserta didik dalam membaca diagram (gambar di atas kertas) atau objek dua dimensi dan memindahkannya ke dalam objek yang sesungguhnya.
b)     Dapat membantu membacaa objek atau benda yang sebagaimana terdapat pada objek atau benda aslinya.
5.      Diorama, kegunaannya adalah:
a)     Sangat cocok untuk pengajaran mata pelajaran ilmu biologi, sejarah, dan berbagai macam  mata  pelajaran lainnya;
b)    Dapat memberikan gambaran situasi (kondisi) objek seperti aslinya, sehingga peserta didik mudah dalam menghayatinya.
b.    Kegunaan Bagi Pendidik
Keberadaan model memiliki beberapa kegunaan untuk pendidik, antara lain:
1.      Membantu pendidik dalam memberikan penjelasan tentang suatu objek atau benda yang rumit dan/atau asing bagi peserta didik.
2.      Membantu pendidik dalam menjelaskan sesuatu yang abstrak menjadi sesuatu yang konkret.
3.      Menyajikan proses pembelajaran yang bermakna dan berkesan.
4.      Menampilkan proses pembelajaran yang menarik dan inovatif.
5.      Menjadi tantangan untuk menguji kompetenssi dan kreativitas sebagai seorang pendidik.
6.      Menjadi sumber penghasilan baru.

D.    Langkah-Langkah Penyusunan Model (Maket)
Untuk membuat sebuah model (maket), ada beberapa langkah efektif yang perlu kita ketahui, sebagaimana ditunjukkan dalam Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar (Diknas, 2004) berikut ini:
1.    Judul diturunkan dari kompetensi dasar atas materi pokok sesuai dengan besar kecilnya materi.
2.    Membuat rancangan sebuah model yang akan dibuat, baik substansinya ataupun bahan yang akan digunakan sebagai model. Misalnya, kardus, karton, bubur kertas, bubur kertas crepe, kayu, tanah liat, malam atau lilin, plaster paris, dan bahan metal.
3.    Informasi pendukung diterangkan secara jelas, padat, dan menarik pada selembar kertas. Karena, tidak mungkin sebuah model memuat informasi tertulis, kecuali keterangan-keterangan singkat saja. Gunakan sebagai sumber yang bisa memperkaya informasi, contohnya buku, majalah, internet, dan jurnal hasil penelitian.
4.    Agar hasil yang didapatkan memuaskan, sebaiknya pembuatan model atau maket dikerjakan oleh orang yang memiliki keterampilan untuk membuatnya. Namun, hal ini tidak menutup kemungkinan kita semua untuk belajar dan mengasainya. Kemudian, bahan yang digunakan sebaiknya disesuaikan dengan kemampuan keuangan dan kemudahan dalam mencarinya. Bahkan, sangat dianjurkan jika kita mampu untuk memanfaatkan berbagai limbah rumah tangga atau perkantoran, sehingga bisa dibuat menjadi model atau maket.
5.    Tugas dapat diberikan pada akhir penjelasan sebuah model dengan memberikan pertanyaa-pertanyaan verbal. Selain itu, tugas juga dapat ditulis dalam lembar lain, contohnya beberapa tugas menjelaskan secara tertulis tentang struktur lempeng bumi (mata pelajaran IPA). Tugas dapat kita berikan secara individu atau kelompok.
6.    Penilaian dapat dilakukan terhadap jawaban secara lisan atau tertulis dari pertanyaan yang kita berikan.


DAFTAR PUSTAKA

Proswoto, Andi. 2015. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif . Jogjakarta: Diva Press
Sudjana, Nana. 2013. Media Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo
“Penggunaan Bahan Ajar Inovatif Model Maket”.Media Pembelajaran di Sekolah Dasar. 19 Desember 2016. Web 8 Maret 2019.<http.//mediapembelajarandisekolahdasar.wordpress.com/2016/12/19/penggunaan-bahan-ajar-inovatif-model-maket.html/
“Pembuatan Bahan Ajar Model Maket”.Benny Edupreneurship. Oktober 2015. Web 18 Maret 2019.<http://bennyedupreneurship.blogspot.com/2015/10/pembuatanbahan-ajar-model-maket.html>



[1]Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Yogyakarta: Diva Press, 2011), hlm. 230
[2] Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Yogyakarta: Diva Press, 2011), hlm. 236

Komentar